Thursday 14 January 2016

"Ten Commandments"... the ultimate guide to human morality?

Below article is not written by me, I got it from a website (see the link at the bottom of the article). I came across it as I was browsing for fun... and to me, fun doesn't necessarily have to be "happy" or doing meaningless stuff. "Fun" should also be intellectually challenging, thinking outside the box. And tonight I decide to explore some religions' problem by googling it, and read some articles about them randomly. This is the most interesting argument so far, about the Ten Commandments, as I grew up with these and was brainwashed that they were the ultimate guide to human morality.
Here is a part of the article:
"The Ten Commandments have been presented as the ultimate guide to human morality. But a close inspection reveals that only five have a meaningful impact: do not steal, do not perjure, do not kill, don’t commit adultery, and honor your parents. Just as revealing is what is not included:
  • No proscription of slavery
  • No proscription of child endangerment
  • No proscription of bigotry
  • No proscription of racism
  • No proscription of sexism
  • No proscription of classism
  • No proscription of blackmail or bribery
  • No proscription of discrimination against LGBTQ persons
  • No proscription of incest
  • No proscription of torture or terrorism
  • No proscription of rape
  • No proscription against the mistreatment, exploitation, and relocation of native populations
  • No command to treat animals humanely
  • No command to take care of the Earth’s environment
  • No command to help others in need
  • No command to settle disputes peacefully
  • No command to distribute the Earth’s resources fairly
It should be obvious that an all-knowing, all-wise, all-discerning, supernatural God could have devised a much better set of rules for mankind, a set that would have placed humanity on a more peaceful, loving, and kind trajectory that the one we have experienced."
And I totally agree... that the commandments are NOT "the ultimate guide" and saying that those are from God who is (supposed to be) an all-knowing, all-wise, all-discerning, supernatural being, is ridiculous. 

Monday 15 June 2015

Perbedaan Hantu Luar Negri & Indonesia

Kemiskinan suatu negara dpt dilihat dari pendapatan perkapita rakyatnya, dan penampilan para HANTU nya...

1.EROPA & AMERIKA
~Drakula
*jas htm & setelan berdasi, berpenampilan rapi & elegan
*tmpt tinggal kastil megah atau rmh mewah
*bermobil mewah
*berpendidikan tinggi
(Lihat film Twilight)

2.Tiongkok  :
~Vampire
*berpakaian adat bangsawan China lengkap dgn songkok hitam
*tinggal di kastil mewah
*memakai perhiasan berupa cincin giok

3.TIMUR TENGAH/ARAB
~jin
*berbaju bangsawan Arab, lengkap dgn sepatu Timur Tengahnya
*memakai anting dan perhiasan dari emas
*tinggal dilampu minyak yg terbuat dari emas dan berhias permata

4.INDONESIA
~kuntilanak
*daster putih polos sederhana, rambut panjang tdk terurus, kantung mata hitam legam, dan wajah pucat pasi
*tinggal di pohon2, kadang di gudang tdk terpakai

~pocong
*muka jelek tdk terawat, pakaian kumel karna tdk pernah dicuci
*tempat tinggal kuburan dan lorong2 gelap

~jelangkung
*sangking miskinnya, kemana kudu jalan kaki gak sanggup bayar ojek (dtng gak dijemput plng gak dianter)

~tuyul
*boro2 baju, laaah cuma pakai sempak doang..saking miskinnya ampe jadi maling.

Bandingkan & renungkanlah kawan... Betapa MISKIN nya negri kita... Sampai HANTU nya aja mengenaskan...\=D/

Tuesday 5 May 2015

Fashion Disaster... The Worst So Far

Long story short, i was in a hurry, it was dark, i was too lazy to turn the lights on, so sure with what i was doing, grabbed the bag, the car key, and drove to the gym. When I arrived gym, stretching my neck... OMG!!! DIFFERENT SHOES!!!! But i couldn't go back home to get the right shoe as i'd end up wasting my time on traffic.

Not sure how many people at the gym have witnessed this (potentially legendary) fashion disaster. But i was sure as hell NOT to look at ANYONE in the eye. I'm just glad I don't know anyone there except my boyfriend, who happened to play soccer elsewhere that night, so he didn't get to see and laugh at this.

I'm still laughing.




Friday 1 May 2015

Tanggapan Surat Terbuka Ephie Craze untuk Anggun C Sasmi

Membaca surat terbuka seorang mantan istri pecandu narkoba di sini saya jadi ingin mengomentari tulisannya:  

Anak saya berkata, "Orang salah kok dibela?", ini yang membuat saya pilu.

Bu, logika anak2 berbeda dengan logika orang dewasa. Hidup anak2 pada umumnya sesederhana 1+1=2. Sementara hidup orang dewasa pada umumnya 1+1+1/3+4(8x7x2)+15(9x4x3).

Buat mereka yang hidupnya sesederhana 1+1=2, ya begitulah pemikirannya: orang salah kok dihukum. Tapi untuk mereka yg menyadari atau setidaknya melihat dari jauh bahwa hidup itu bermacam2 dan banyak hidup yang tidaklah sesederhana 1+1=2, melayangkan nyawa manusia untuk sebuah kesalahan yang melibatkan begitu banyak elemen, tidaklah masuk akal.

Apakah mbak tahu rasanya saat menangis memohon kepada suami mbak untuk berhenti mengonsumsi narkoba?

Bu, apakah ibu tahu bahwa tangisan dengan rasa apapun tidak akan mampu menyembuhkan pecandu narkoba? Pecandu narkoba butuh setidaknya DUA macam perawatan: perawatan fisik untuk membersihkan tubuh mereka dari zat adiktif tersebut, dan perawatan mental untuk menelusuri mengapa mereka sampai menggunakan narkoba. Apakah karena mereka lari dari kenyataan? Kenyataan yang mana? Apakah mereka memendam bakat yang tak tersalurkan? Bakat yang mana? Dan pertanyaan tidak boleh berhenti di sana. Berbagai terapi harus dijalankan sampai sang pecandu bisa menyadari bahwa 'pelarian' tidak akan membawa penyelesaian.

Jika permasalahan mental ini tidak ditangani, andaikan narkoba musnah dari peredaranpun, manusia2 yg butuh pelarian ini akan selalu mencari bentuk pelarian lainnya. Sukur2 kalau mereka lari ke meditasi, karena pelarian ini paling tepat untuk menelusuri jati dirinya sebelum orang tua, masyarakat, budaya, dan agama memaksanya untuk menyesuaikan diri dengan norma yang sudah ada.

Bentuk pelarian apa yang merusak selain narkoba? Alkohol. Alkohol dimusnahkan, masih ada rokok. Rokok dimusnahkan, masih ada panadol. Panadol dimusnahkan, masih ada...bensin. Pernah dengar istilah "petrol sniffing"? Mau musnahkan bensin juga??

Apakah mbak tahu rasanya saat suami berpesta pora narkoba sana sini tanpa peduli tak ada makanan untuk anak istrinya di rumah?

Bu, dulu waktu menikah dengan laki2 itu, apakah ibu tau bahwa dia pecandu narkoba? Apakah ketika tau, ibu berusaha mencari pengobatan baginya? Atau dia menjadi pecandu narkoba SETELAH menikah dengan anda? Apakah dia cinta pada ibu, atau hanya terpaksa karena sudah terlanjur punya anak? Mungkin dia cinta pada anda ketika menikah, tapi ingatkah anda bahwa cinta itu BISA berubah? Jangankan cinta suami istri...cinta ibu pada anaknya pun BISA berubah dalam sekejap. Masih ingat cerita Malinkundang? Begitu anaknya menyakiti perasaan ibunya, kutuklah yang keluar dari ibunya, ngga tanggung2, Malinkundang pun dikutuk jadi batu.  
 
Dan sekarang, saya lebih muak lagi melihat mbak berdemo bersama mereka. Bahkan menyebut kami kuno. Tapi bagi saya, modernisasi bukanlah seperti yang mbak pikir.

Ini bukan masalah kuno dan modernisasi, bu. Ini masalah barbar dan manusiawi. Sebuah kesalahan yang melibatkan banyak sekali elemen dan menyelesaikannya dengan melayangkan nyawa manusia secara paksa itu BARBAR namanya, bukan kuno.

Bagi saya, hukuman mati untuk dia akan menyelamatkan hidup banyak orang.

Bu, coba dikonfirmasi lagi, cari info yang banyak dan jelas, lihat laporan statistiknya, apakah betul mencabut nyawa pengedar narkoba bisa mengurangi jumlah peredaran narkoba? Seperti yg saya sebut sebelumnya, banyak manusia yang butuh pelarian. Seandainya pun narkoba memang bisa dimusnahkan, mereka akan lari ke alkohol. Alkohol dimusnahkan, masih ada rokok. Rokok dimusnahkan, masih ada panadol. Panadol dimusnahkan, masih ada bensin (petrol sniffing)? Mau musnahkan bensin juga?? Ok, mari dilanjut, bensin dimusnahkan, mereka lari ke makanan yang "enak" yang konon tinggi lemak, cepat menyumbat pembuluh darah, mengakibatkan stroke, lumpuh sebelah, sakit jantung. Iya kalau mati langsung, selesai tinggal dikubur. Kalau hidupnya setengah2? Berapa biayanya? Merepotkan berapa orang? Mau musnahkan makanan "enak" juga?

Thursday 30 April 2015

Death Penalty on Drug Trafficking

Still about the Death penalty on drug trafficking issue... a friend in facebook posted a comment last night: "There are two sides to every story, look, injustice happened everywhere since the law is created by men - however it is there to serve a purpose ... we know it will never be perfect. We just need to believe it is for a greater good."

When I read that... I paused and went: "FOR A GREATER GOOD?? WHAAAATTTTT???"

But trying to be as constructive and objective as possible, this is my reply:

"this is why i (and hopefully more people) question, is death penalty for drug mules really for "a greater good."?? Killing the drug mules just make the drug kingpins smirk and say "meh, just another stupid staff get caught." To them the staff means NOTHING. There will be always people who are trapped in poverty, in drugs, who would take risk to be drug mules, to get out of their bad situation. These naive people, once rehabilitated, CAN BE very useful in anti-drug campaigns. If you kill them, will the drug abuse stop? No. Take a close look at the statistic,read, get informed, i hope you don't just assume and listen to unreliable news. As long as the users are there, there will always be drugs. Supply is there because there is demand. So where should we start? Start from home, and school. Parents, teachers, and most importantly, government, everyone must participate in educating their kids about the danger of drugs. If they still use drugs regardless, they may have mental problem, address this mental problem.

If people just believe in certain (and probably stupid) law and accept injustice, nothing is going to improve in this world. If nobody questions the injustice, to this day we will still ALL have stone-to-death penalty."


And should I go on with slavery, racism, feminism? What would the world be if we all believe in certain law and tolerate injustice? I still think the death penalty on drug trafficking (especially killing the drug mules, or to be precise: killing the drug mules who are unable to bribe the judge) is injustice, it's too harsh, and MOST IMPORTANTLY: it does NOT stop the MAIN problem: drug abuse. 

And the way the death penalty is conducted... is barbaric. How long did it take for them to die? The doctor took 27 mins to confirm all 8' death. The news reports: "Whether it was a long agonising death remains uncertain, More likely, it took that amount of time for Indonesian doctors to check each of the victims....Under Indonesian regulations, the commander of the firing squad will kill an execution victim with a bullet to the head if they don't die quickly at the hands of the 12-person firing squad." 

As I mentioned above, killing the drug mules just make the drug kingpins smirk and say "meh, just another stupid staff get caught." To them the staff means NOTHING. There will be always people who are trapped in poverty, in drugs, who would take risk to be drug mules, to get out of their bad situation. These naive people, once rehabilitated, CAN BE very useful for anti-drug campaigns. 

The fact that there are some prisoners selling and/or producing drugs INSIDE prison does not justify death penalty and does not answer the underlying problem of drug abuse. The prison system has gone horribly wrong as it no longer serves the main purpose of what prison is ACTUALLY for: to rehabilitate people.

Wednesday 29 April 2015

Hukuman Mati Utk Pengedar Narkoba

Berhubung gwe tinggal di Aussie, tentunya kasus hukuman mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran jadi berita besar banget di sini. Gwe sempat berdebat...eh tukar pikiran... (yg ujung2nya jadi "kumaha maneh lah" krn lawan debat, eh, teman tukar pikiran gwe itu (beliau orang Indonesia) menolak membaca artikel2 yg gwe rekomendasiin...(yg ini, ini dan ini). Kalo udah menolak, berarti kan pikiran dangkal, kalo udah dangkal, ya, ga bisa lagi diajak tukar pikiran karena udah ga selevel). Teman gwe ini berpendapat, hukuman mati buat para pengedar narkoba ini harus dilaksanakan dan ga boleh terpengaruh oleh gugatan negara lain dan gugatan hak asasi manusia. Kira2 begini katanya: "kalo gak dibunuh dan tetep hidup, mereka bisa tetap jalankan bisnis narkoba dari penjara".

Ada lima isu/pertanyaan yg muncul di benak gwe, tapi blm sempat terjawab karena lawan debat gwe... eh maksudnya teman tukar pikiran gwe, terlanjur menjatuhkan vonis bahwa mereka yg menentang atau mempertanyakan hukuman mati, ada di pihak yg toleran terhadap penggunaan narkoba. NAH KAN LOGIKANYA NGAWUR BANGET!! OK, terlepas dari logika ngawur itu, kali2 ada di antara kalian yg bisa memberi penerangan ke gwe di lima isu di bawah ini...

1. Sbnrnya gwe penasaran... bener ga sih si Andrew Chan dan Myuran Sukumaran itu berbisnis narkoba di penjara? Media di Indonesia itu gimana beritanya? Di berita di sini sih, mereka (si Chan dan Sukumaran) itu udah berubah total, udah tobat, berusaha dan sudah berubah jadi manusia yg lebih baik.

2. Bisnis narkoba di dalam penjara. Lho kok kepala lapas, staf lapas, sipir dll kok bisa "membiarkan" bisnis narkoba di penjara. Sejauh mana pengadilan Indonesia bertindak dalam hal ini?

3. Hakim yg menjatuhkan hukuman mati (khususnya si Chan dan Sukumaran) ini, menurut laporan, tadinya ga akan menjatuhkan hukuman mati kalo mereka bayar 300 ribu dolar ke hakim (kantong personal, alias nyogok, bukan kantong negara). Lho? Jadi sebetulnya bukan pengen "bersihin narkoba" tapi pengen duit??

4. Statistik. Coba kita lihat statistik... betul ngga sih hukuman mati itu "memberantas narkoba"? Apa bukan lebih baik memanfaatkan para napi yg udah "tobat" ini untuk turut berperan dalam kampanye anti narkoba? Karena mereka toh pernah terjerumus di lingkaran itu. Kalau pun mereka "ngga pernah pake", berarti mereka "paham betul" akan bahaya narkoba. Bukankah itu nilai plus utk ikut berperan dalam mendidik masyarakat untuk menjauhkan narkoba?

5. Betul ngga sih hukuman mati mengirimkan pesan pada orang2 supaya ngga mengikuti jejak si pengedar? Kalo gwe mengikuti logika ini: lebih baik kita juga menghukum mati mereka yg mendistribusikan narkoba di sekolah2, club2, mal2 (termasuk siswa2 yg "menjerumuskan" temannya utk menggunakan narkoba). Dan kalau memang betul hukuman mati itu sanggup mengirimkan pesan utk tidak mengikuti jejak si terhukum, lebih baik kita lebarkan sedikit areanya... hukum mati koruptor!!

Wednesday 22 April 2015

This is not an abandoned blog

It's been a while since I updated this blog.

I will update this blog soon...ish.

Saturday 3 May 2014

I am thankful for...


  • The taxes I pay because it means that I am employed
  • The clothes that fit a little too snug because it means I have enough to eat.
  • A lawn that has to be mowed, windows that have to be washed and gutters that need fixing because it means I have a home.
  • The spot I find at the far end of the parking lot because it means I am capable of walking
  • All the complaining I hear about our government because it means we have freedom of speech.
  • The lady behind me in church who sings off key because it means that I can hear.
  • The alarm that goes off the early morning hours because it means that I'm alive.