Friday 1 May 2015

Tanggapan Surat Terbuka Ephie Craze untuk Anggun C Sasmi

Membaca surat terbuka seorang mantan istri pecandu narkoba di sini saya jadi ingin mengomentari tulisannya:  

Anak saya berkata, "Orang salah kok dibela?", ini yang membuat saya pilu.

Bu, logika anak2 berbeda dengan logika orang dewasa. Hidup anak2 pada umumnya sesederhana 1+1=2. Sementara hidup orang dewasa pada umumnya 1+1+1/3+4(8x7x2)+15(9x4x3).

Buat mereka yang hidupnya sesederhana 1+1=2, ya begitulah pemikirannya: orang salah kok dihukum. Tapi untuk mereka yg menyadari atau setidaknya melihat dari jauh bahwa hidup itu bermacam2 dan banyak hidup yang tidaklah sesederhana 1+1=2, melayangkan nyawa manusia untuk sebuah kesalahan yang melibatkan begitu banyak elemen, tidaklah masuk akal.

Apakah mbak tahu rasanya saat menangis memohon kepada suami mbak untuk berhenti mengonsumsi narkoba?

Bu, apakah ibu tahu bahwa tangisan dengan rasa apapun tidak akan mampu menyembuhkan pecandu narkoba? Pecandu narkoba butuh setidaknya DUA macam perawatan: perawatan fisik untuk membersihkan tubuh mereka dari zat adiktif tersebut, dan perawatan mental untuk menelusuri mengapa mereka sampai menggunakan narkoba. Apakah karena mereka lari dari kenyataan? Kenyataan yang mana? Apakah mereka memendam bakat yang tak tersalurkan? Bakat yang mana? Dan pertanyaan tidak boleh berhenti di sana. Berbagai terapi harus dijalankan sampai sang pecandu bisa menyadari bahwa 'pelarian' tidak akan membawa penyelesaian.

Jika permasalahan mental ini tidak ditangani, andaikan narkoba musnah dari peredaranpun, manusia2 yg butuh pelarian ini akan selalu mencari bentuk pelarian lainnya. Sukur2 kalau mereka lari ke meditasi, karena pelarian ini paling tepat untuk menelusuri jati dirinya sebelum orang tua, masyarakat, budaya, dan agama memaksanya untuk menyesuaikan diri dengan norma yang sudah ada.

Bentuk pelarian apa yang merusak selain narkoba? Alkohol. Alkohol dimusnahkan, masih ada rokok. Rokok dimusnahkan, masih ada panadol. Panadol dimusnahkan, masih ada...bensin. Pernah dengar istilah "petrol sniffing"? Mau musnahkan bensin juga??

Apakah mbak tahu rasanya saat suami berpesta pora narkoba sana sini tanpa peduli tak ada makanan untuk anak istrinya di rumah?

Bu, dulu waktu menikah dengan laki2 itu, apakah ibu tau bahwa dia pecandu narkoba? Apakah ketika tau, ibu berusaha mencari pengobatan baginya? Atau dia menjadi pecandu narkoba SETELAH menikah dengan anda? Apakah dia cinta pada ibu, atau hanya terpaksa karena sudah terlanjur punya anak? Mungkin dia cinta pada anda ketika menikah, tapi ingatkah anda bahwa cinta itu BISA berubah? Jangankan cinta suami istri...cinta ibu pada anaknya pun BISA berubah dalam sekejap. Masih ingat cerita Malinkundang? Begitu anaknya menyakiti perasaan ibunya, kutuklah yang keluar dari ibunya, ngga tanggung2, Malinkundang pun dikutuk jadi batu.  
 
Dan sekarang, saya lebih muak lagi melihat mbak berdemo bersama mereka. Bahkan menyebut kami kuno. Tapi bagi saya, modernisasi bukanlah seperti yang mbak pikir.

Ini bukan masalah kuno dan modernisasi, bu. Ini masalah barbar dan manusiawi. Sebuah kesalahan yang melibatkan banyak sekali elemen dan menyelesaikannya dengan melayangkan nyawa manusia secara paksa itu BARBAR namanya, bukan kuno.

Bagi saya, hukuman mati untuk dia akan menyelamatkan hidup banyak orang.

Bu, coba dikonfirmasi lagi, cari info yang banyak dan jelas, lihat laporan statistiknya, apakah betul mencabut nyawa pengedar narkoba bisa mengurangi jumlah peredaran narkoba? Seperti yg saya sebut sebelumnya, banyak manusia yang butuh pelarian. Seandainya pun narkoba memang bisa dimusnahkan, mereka akan lari ke alkohol. Alkohol dimusnahkan, masih ada rokok. Rokok dimusnahkan, masih ada panadol. Panadol dimusnahkan, masih ada bensin (petrol sniffing)? Mau musnahkan bensin juga?? Ok, mari dilanjut, bensin dimusnahkan, mereka lari ke makanan yang "enak" yang konon tinggi lemak, cepat menyumbat pembuluh darah, mengakibatkan stroke, lumpuh sebelah, sakit jantung. Iya kalau mati langsung, selesai tinggal dikubur. Kalau hidupnya setengah2? Berapa biayanya? Merepotkan berapa orang? Mau musnahkan makanan "enak" juga?

No comments:

Post a Comment