Wednesday 29 April 2015

Hukuman Mati Utk Pengedar Narkoba

Berhubung gwe tinggal di Aussie, tentunya kasus hukuman mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran jadi berita besar banget di sini. Gwe sempat berdebat...eh tukar pikiran... (yg ujung2nya jadi "kumaha maneh lah" krn lawan debat, eh, teman tukar pikiran gwe itu (beliau orang Indonesia) menolak membaca artikel2 yg gwe rekomendasiin...(yg ini, ini dan ini). Kalo udah menolak, berarti kan pikiran dangkal, kalo udah dangkal, ya, ga bisa lagi diajak tukar pikiran karena udah ga selevel). Teman gwe ini berpendapat, hukuman mati buat para pengedar narkoba ini harus dilaksanakan dan ga boleh terpengaruh oleh gugatan negara lain dan gugatan hak asasi manusia. Kira2 begini katanya: "kalo gak dibunuh dan tetep hidup, mereka bisa tetap jalankan bisnis narkoba dari penjara".

Ada lima isu/pertanyaan yg muncul di benak gwe, tapi blm sempat terjawab karena lawan debat gwe... eh maksudnya teman tukar pikiran gwe, terlanjur menjatuhkan vonis bahwa mereka yg menentang atau mempertanyakan hukuman mati, ada di pihak yg toleran terhadap penggunaan narkoba. NAH KAN LOGIKANYA NGAWUR BANGET!! OK, terlepas dari logika ngawur itu, kali2 ada di antara kalian yg bisa memberi penerangan ke gwe di lima isu di bawah ini...

1. Sbnrnya gwe penasaran... bener ga sih si Andrew Chan dan Myuran Sukumaran itu berbisnis narkoba di penjara? Media di Indonesia itu gimana beritanya? Di berita di sini sih, mereka (si Chan dan Sukumaran) itu udah berubah total, udah tobat, berusaha dan sudah berubah jadi manusia yg lebih baik.

2. Bisnis narkoba di dalam penjara. Lho kok kepala lapas, staf lapas, sipir dll kok bisa "membiarkan" bisnis narkoba di penjara. Sejauh mana pengadilan Indonesia bertindak dalam hal ini?

3. Hakim yg menjatuhkan hukuman mati (khususnya si Chan dan Sukumaran) ini, menurut laporan, tadinya ga akan menjatuhkan hukuman mati kalo mereka bayar 300 ribu dolar ke hakim (kantong personal, alias nyogok, bukan kantong negara). Lho? Jadi sebetulnya bukan pengen "bersihin narkoba" tapi pengen duit??

4. Statistik. Coba kita lihat statistik... betul ngga sih hukuman mati itu "memberantas narkoba"? Apa bukan lebih baik memanfaatkan para napi yg udah "tobat" ini untuk turut berperan dalam kampanye anti narkoba? Karena mereka toh pernah terjerumus di lingkaran itu. Kalau pun mereka "ngga pernah pake", berarti mereka "paham betul" akan bahaya narkoba. Bukankah itu nilai plus utk ikut berperan dalam mendidik masyarakat untuk menjauhkan narkoba?

5. Betul ngga sih hukuman mati mengirimkan pesan pada orang2 supaya ngga mengikuti jejak si pengedar? Kalo gwe mengikuti logika ini: lebih baik kita juga menghukum mati mereka yg mendistribusikan narkoba di sekolah2, club2, mal2 (termasuk siswa2 yg "menjerumuskan" temannya utk menggunakan narkoba). Dan kalau memang betul hukuman mati itu sanggup mengirimkan pesan utk tidak mengikuti jejak si terhukum, lebih baik kita lebarkan sedikit areanya... hukum mati koruptor!!

No comments:

Post a Comment